Pantai Marbella di Anyer
Liburan kuliah yang tinggal menghitung hari, sudah gue persiapkan sebaik-baik mungkin untuk mengambil liburan ke Serang, Banten. Kenapa serang yang gue tuju? Karena ada seseorang yang mengaku-ngaku sebagai teman gue dan kebetulan dia tinggal di serang, akhirnya gue manfaatkan lah dia. Sebut saja nama mereka ini adalah 'Hisyam dan Geby'.
Liburan pun tiba dan akhirnya gue beserta rombongan berangkatlah ke Serang. Dari pada di kost-an menghabiskan masa liburan bersama tangan, sabun, tissue dan ke-JOMBLO-an gue ini. You know lah... Mending gue berangkat ke suatu tempat yang belum pernah gue datangi.
Singkat cerita, tibalah kami di Serang. Ketika itu Hisyam dan Geby bersedia menjemput untuk mengantar kami kerumah mereka. Dikarenakan posisi matahari yang sudah tak tampak, mau tak mau gue bersama rombongan harus beristirahat terlebih dahulu, untuk melakukan perjalanan esok hari.
Satu hal ketika gue menginjakkan kaki di Serang "Udaranya panas yaa.. Boleh buka baju gak ?".
Berkeliling kota Serang pada malam hari dan melihat hiruk-pikuk warga sekitar. Serang merupakan suatu kota atau lebih tepatnya ibukota dari Banten, oleh karena itu, suasana di kota ini sudah cukup modern dengan lampu-lampu yang menghiasi setiap sudut kota dan beton-beton yang sudah tampak pembangunannya.
Esok harinya, peralatan tempur untuk menuju pantai Anyer telah dipersiapkan. Berbekal perlatan yang tentunya biasa-biasa saja, ala anak-anak alay liburan, dengan modal nekat dan kantong yang pas-pasan berangkatlah gue beserta rombongan menuju pantai Anyer.
Anyer's Beach, we're comingg...
Tibalah gue di pantai yang katanya, terkenal dengan keindahannya, KATANYA. Pokoknya pantai Anyer itu sangatlah terkenal. Akan tetapi, ketika gue menapakkan kaki di salah satu pantai yang ada di Anyer.
"Shit this is Anyer?" dengan ciri khas wajah gue yang terheran-heran nan imut.
"Kita gak salah pantai geb?"
"Pantai Ancol kali nih"
"Anyer tuh luas, ini namanya pantai Marbella, kalau yang bagus agak jauh dari sini" jawab si Geby
"Oooh gituuu..." dengan nada yang sok menyimak.
Memang sih sedikit berbeda dengan apa yang gue dengar selama ini mengenai Anyer, mungkin karena pantai di Anyer banya dan saat itu sangat tak memungkinkan melakukan perjalanan yang menyita waktu untuk melihat panta Anyer yang sangat terkenal. Apalah daya kita hanya bermain di pantai Marbella. Usut punya usut dulu pantai Marbella ini sangat biru, tapi karena ulah manusia jadi sudah tak terlalu biru.
Tapi, it's okay lah. Karena sudah jauh-jauh ke sini hanya untuk berlibur, well, nikmati apa saja yang tersedia. Pantai Marbella ini memiliki, pasir abu-abu bercampur putih dengan garis pantai yang terbentang luas. Oleh karena itu, banyak warga sekitar menghabiskan waktunya untuk bemain disekitar pantai.
Di pantai ini telah disediakan beberapa saung sebagai tempat untuk menaruh barang-barang dan istirahat. Jadi jika kalian berniat ke sini tak usah khawatir dengan barang-barang kalian. Bahkan, di beberapa sudut pantai disediakan rumah peristirahatan, bisa dibilang seperti resort gitu sih. Jangan bertanya apakah ada resort bintang 5 disini? Berarti lo GILA.
Satu hal ketika gue menginjakkan kaki di Serang "Udaranya panas yaa.. Boleh buka baju gak ?".
Berkeliling kota Serang pada malam hari dan melihat hiruk-pikuk warga sekitar. Serang merupakan suatu kota atau lebih tepatnya ibukota dari Banten, oleh karena itu, suasana di kota ini sudah cukup modern dengan lampu-lampu yang menghiasi setiap sudut kota dan beton-beton yang sudah tampak pembangunannya.
Esok harinya, peralatan tempur untuk menuju pantai Anyer telah dipersiapkan. Berbekal perlatan yang tentunya biasa-biasa saja, ala anak-anak alay liburan, dengan modal nekat dan kantong yang pas-pasan berangkatlah gue beserta rombongan menuju pantai Anyer.
Anyer's Beach, we're comingg...
Tibalah gue di pantai yang katanya, terkenal dengan keindahannya, KATANYA. Pokoknya pantai Anyer itu sangatlah terkenal. Akan tetapi, ketika gue menapakkan kaki di salah satu pantai yang ada di Anyer.
"Shit this is Anyer?" dengan ciri khas wajah gue yang terheran-heran nan imut.
"Kita gak salah pantai geb?"
"Pantai Ancol kali nih"
"Anyer tuh luas, ini namanya pantai Marbella, kalau yang bagus agak jauh dari sini" jawab si Geby
"Oooh gituuu..." dengan nada yang sok menyimak.
Memang sih sedikit berbeda dengan apa yang gue dengar selama ini mengenai Anyer, mungkin karena pantai di Anyer banya dan saat itu sangat tak memungkinkan melakukan perjalanan yang menyita waktu untuk melihat panta Anyer yang sangat terkenal. Apalah daya kita hanya bermain di pantai Marbella. Usut punya usut dulu pantai Marbella ini sangat biru, tapi karena ulah manusia jadi sudah tak terlalu biru.
Tapi, it's okay lah. Karena sudah jauh-jauh ke sini hanya untuk berlibur, well, nikmati apa saja yang tersedia. Pantai Marbella ini memiliki, pasir abu-abu bercampur putih dengan garis pantai yang terbentang luas. Oleh karena itu, banyak warga sekitar menghabiskan waktunya untuk bemain disekitar pantai.
Di pantai ini telah disediakan beberapa saung sebagai tempat untuk menaruh barang-barang dan istirahat. Jadi jika kalian berniat ke sini tak usah khawatir dengan barang-barang kalian. Bahkan, di beberapa sudut pantai disediakan rumah peristirahatan, bisa dibilang seperti resort gitu sih. Jangan bertanya apakah ada resort bintang 5 disini? Berarti lo GILA.
Banyak para pedagang menjajahkan makanannya disini, well, enggak usah takut kalau kekurangan makanan karena banyak pemasok makanan disini mulai dari tukang otak-otak, bakso, sampai warung penjual gula juga ada disini. Seandanyainya ada warung penjual tante-tante imut, mungkin akan lebih lengkap lagi.
Ada pengalaman yang kurang mengasyikkan mengenai makanan, saat gue disini. Ketika gue membeli otak-otak dengan harga Rp 10.000 dapat 5 buah. Yang ada di pikiran gue ketika itu adalah "Ih murah... nyobaiin ah" maklum anak kost, walaupun liburan, harus hemat semaksimal mungkin.
"Bang.. bang.. ini ikan apa?"
"Sapu-sapu bukan?"celetuk gue.
"Ikan tenggiri de" jawab si tukang otak-otak.
"Yah kirain ikan sapu-sapu. Lebih enak pake sapu-sapu bang, kenyell-kenyel imut gimanaaaaa. gitu"
"lain kali deh di coba" kata abangnya.
SHIIIIT, rasanya pengen gue lempar tuh otak-otak ke muka abangnya kalau beneran dia pake sapu-sapu. Kali ini gue gak ragu untuk membeli otak-otak, karena lokasinya ini dekat pantai, jadi sedikit menjamin. Setiap gue beli otak-otak gue takut karena biasanya dibuat pakai ikan sapu-sapu yang imut nan menggemaskan dari kali Ciliwung.
Serentak kawan-kawan gue juga mencicipinya, ketika membuka bungkus daun pisang otak-otak. Helai demi helai, detik demi detik, menit demi menit, hari demi hari.. Lebay!
"Ini kita makan otak-otak apa lagi lomba buka bungkus otak-otak?!" celetuk kawan gue. Karena bungkusnya yang tebel dan dengan isi otak-otak yang besarnya hanya se-ibu jari orang dewasa. Membuat gue kapok beli otak-otak disini.
Setelah beristirahat sejenak, lanjutlah kami untuk bersenang-senang di pantai ini. Tak, kehabisan akal siang harinya kami patungan dan membeli sebuah bola untuk dimainkan dibawah terik matahari yang cukup menyengat kala itu. Hitung-hitung berjemur di bawah matahari biar kulit hitam dan sexy.
Setelah lelah bermain bola, dengan tubuh yang semakin hitam dan bercucuran keringat, memberikan kesan sexy. Beramai-ramailah kita menyerbu air laut dan berenang-renang ria hingga sore hari, bermain di dalam air membuat kami lupa pukul berapa kala itu.
Air laut yang ada di pantai Marbella tidaklah terlalu biru, mungkin dikarenakan pasir pantai dan juga beberapa kelakuan buruk manusia. Akan tetapi ombak yang ada disini cukuplah tinggi, jadi cocok untuk kalian yang suka surfing. Setelah lelah berenang dan matahari mulai tenggelam, akhirnya kami menyudahi acara berenang-renang ria dan bersiap untuk pulang.
Setelah semua beganti baju, sebelum kembali kerumah kita melaksanakan acara bakar-bakar. Ikan yang telah kami beli, maksudnyaaa Ali beli, dengan uang patungan. ehh.. Maksudnya dengan uang Ali.
Karena telah larut malam, dengan penerangan yang seadanya, bakar-bakaran kala itu cukup menarik dengan disorot lampu mobil hisyam dan geby, seperti di film-film Hollywood. Sayangnya bakar-bakarannya tak seperti di film-film Hollywood. Niatnya membuat 'cumi bakar manis-asin', alhasil menjadi cumi bakar tanpa rasa dan tak steril.
Bagaimana tidak hanya bermodal bumbu margarin dan kecap saja, celupakan cumi tadi kedalam kecap dan olesi dengan margarin. Balik secara berkala cumi ketika diatas panggangan dengan jepitan, "shit gue lupa bawa jepitan!!!" kata si Ali, okehhhh degan tangan.
Kemudian setelah matang letakkan diatas piring dan sajikan dengan saus pedas. "shit!! gue juga lupa bawa piring" kata si Ali. OKEEEHHH pakai kertas nasi. Dengan tangan yang masih berlumur pasir, cumi bakar kala itu semakin gurih, ketika gigitan pertamanya. Karena perut yang lapar, tanpa pikir panjang lagi gue lahap abis itu 'Cumi bakar tanpa rasa yang tak steril' kala itu.
Setelah itu kami bersiap untuk kembali kerumah dan beristirahat. Ya, begitulah kegiatan gue selama di Serang dan Pantai Anyerr.
Untuk akses ke Serang : Bisa menggunakkan bus dari kampung rambutan dan turun di patung atau bisa menggunakan kereta. Tapi agak jauh jika menggunakan kereta.
See yaa next time guys. Makasih.
"It doesn't matter where you are. If you do something cool. It will be some cool things"
Ada pengalaman yang kurang mengasyikkan mengenai makanan, saat gue disini. Ketika gue membeli otak-otak dengan harga Rp 10.000 dapat 5 buah. Yang ada di pikiran gue ketika itu adalah "Ih murah... nyobaiin ah" maklum anak kost, walaupun liburan, harus hemat semaksimal mungkin.
"Bang.. bang.. ini ikan apa?"
"Sapu-sapu bukan?"celetuk gue.
"Ikan tenggiri de" jawab si tukang otak-otak.
"Yah kirain ikan sapu-sapu. Lebih enak pake sapu-sapu bang, kenyell-kenyel imut gimanaaaaa. gitu"
"lain kali deh di coba" kata abangnya.
SHIIIIT, rasanya pengen gue lempar tuh otak-otak ke muka abangnya kalau beneran dia pake sapu-sapu. Kali ini gue gak ragu untuk membeli otak-otak, karena lokasinya ini dekat pantai, jadi sedikit menjamin. Setiap gue beli otak-otak gue takut karena biasanya dibuat pakai ikan sapu-sapu yang imut nan menggemaskan dari kali Ciliwung.
Serentak kawan-kawan gue juga mencicipinya, ketika membuka bungkus daun pisang otak-otak. Helai demi helai, detik demi detik, menit demi menit, hari demi hari.. Lebay!
"Ini kita makan otak-otak apa lagi lomba buka bungkus otak-otak?!" celetuk kawan gue. Karena bungkusnya yang tebel dan dengan isi otak-otak yang besarnya hanya se-ibu jari orang dewasa. Membuat gue kapok beli otak-otak disini.
Setelah beristirahat sejenak, lanjutlah kami untuk bersenang-senang di pantai ini. Tak, kehabisan akal siang harinya kami patungan dan membeli sebuah bola untuk dimainkan dibawah terik matahari yang cukup menyengat kala itu. Hitung-hitung berjemur di bawah matahari biar kulit hitam dan sexy.
Setelah lelah bermain bola, dengan tubuh yang semakin hitam dan bercucuran keringat, memberikan kesan sexy. Beramai-ramailah kita menyerbu air laut dan berenang-renang ria hingga sore hari, bermain di dalam air membuat kami lupa pukul berapa kala itu.
Air laut yang ada di pantai Marbella tidaklah terlalu biru, mungkin dikarenakan pasir pantai dan juga beberapa kelakuan buruk manusia. Akan tetapi ombak yang ada disini cukuplah tinggi, jadi cocok untuk kalian yang suka surfing. Setelah lelah berenang dan matahari mulai tenggelam, akhirnya kami menyudahi acara berenang-renang ria dan bersiap untuk pulang.
Setelah semua beganti baju, sebelum kembali kerumah kita melaksanakan acara bakar-bakar. Ikan yang telah kami beli, maksudnyaaa Ali beli, dengan uang patungan. ehh.. Maksudnya dengan uang Ali.
Karena telah larut malam, dengan penerangan yang seadanya, bakar-bakaran kala itu cukup menarik dengan disorot lampu mobil hisyam dan geby, seperti di film-film Hollywood. Sayangnya bakar-bakarannya tak seperti di film-film Hollywood. Niatnya membuat 'cumi bakar manis-asin', alhasil menjadi cumi bakar tanpa rasa dan tak steril.
Bagaimana tidak hanya bermodal bumbu margarin dan kecap saja, celupakan cumi tadi kedalam kecap dan olesi dengan margarin. Balik secara berkala cumi ketika diatas panggangan dengan jepitan, "shit gue lupa bawa jepitan!!!" kata si Ali, okehhhh degan tangan.
Kemudian setelah matang letakkan diatas piring dan sajikan dengan saus pedas. "shit!! gue juga lupa bawa piring" kata si Ali. OKEEEHHH pakai kertas nasi. Dengan tangan yang masih berlumur pasir, cumi bakar kala itu semakin gurih, ketika gigitan pertamanya. Karena perut yang lapar, tanpa pikir panjang lagi gue lahap abis itu 'Cumi bakar tanpa rasa yang tak steril' kala itu.
Setelah itu kami bersiap untuk kembali kerumah dan beristirahat. Ya, begitulah kegiatan gue selama di Serang dan Pantai Anyerr.
Untuk akses ke Serang : Bisa menggunakkan bus dari kampung rambutan dan turun di patung atau bisa menggunakan kereta. Tapi agak jauh jika menggunakan kereta.
See yaa next time guys. Makasih.
"It doesn't matter where you are. If you do something cool. It will be some cool things"
Foto gw............
ReplyDeleteimut ya sam perut lo.. hmm..
Delete