Merayakan Imlek di Festival Lampion Solo
Gapura tanda perayaan Imlek |
Hari pertama gue menjajahkan kaki di Solo.
Selama perjalanan gue teringat akan salah satu quote yang sangat langka dan sangat biasa, bahkan tak ada apa-apanya dan berasal dari buku yang juga biasa saja yaitu 'Koar-Koar Backpacker Gembel'.
Jauh-jauh untuk liburan jangan habiskan waktu mu untuk tidur, kalau mau tidur ya dirumah.Biasa kaannn? Emang!!
Lantas di hari pertama gue hanya sempat tidur sekitar 3-4 jam-an. Pagi hari gue habiskan untuk berbenah dan sekedar membersihkan raga gue dari roh-roh jahat selama terombang-ambing di kereta.
"Jeh, efjeeh, jeeh woyyy, cari sarapan yokss" ajak gue via line.
"Sarapan dimana?" jawab efjeh via line juga.
"Di Depok aja yuk je gimana?" Rasanya pengen gue timpuk ini anak. Gue baru 7 jam ada di solo ditanya 'sarapan dimana?'
"Wkwkwkw... (ciri khas dia apa aja diketawain) yaudah ke kost gue aja dulu" kata efjeh via line
"OTWehhh jehh" balas gue via
Akhirnya berangkatlah gue mencari sarapan. Berjalan kesana kemari tanpa tujuan dan tak tahu arah jalan pulang. Bertemulah gue dengan tempat makan yang biasa efjeh dan adiknya menikmati segelas penuh sop buah.
Namanya orang abis perjalanan jauh, apapun gue sikat, bahkan gue gak tahu apa saja lauk-pauk yang barusan gue makan, ditambah lagi dengan segelas penuh sop buah.
Jeng..jeng..jeng..
Saatnya bayar, ini adalah moment-moment menakutkan bagi kaum pria-pria gentleman kayak gue, tentunya lebih menakutkan dari pada melihat mantan di Mall pegangan tangan sama cowok barunya.
"Bu semua berapa ya?" tanya gue. Berharap ada gempa lewat, jadi gue bisa kabur tanpa bayar.
"Pakai apa saja mas?" tanya si ibu.
Okay fix, gue lupa pakai lauk apa saja. Untung ada Aisyah yang inget gue pakai lauk apa saja. Lauk saja inget! Apalagi cowoknya. Aseekkk... Bodo amat lah!!
"Jadi totalnya 14 ribu mas" jawab si ibu.
"Hah? Berapa bu? 14 ribuu?" dengan nada yang terkaget dan wajah yang tercengang-cengan kayak di drama-drama korea SBS.
Itulah hebatnya Solo. Jangan heran kalau makanan di Solo murah-murah. Selama gue numpang disini. Makanan semahal-mahalnya yang gue makan kurang dari 20 ribu. Even, itu di cafe atau tempat makan pinggir jalan ya.
Setelah makan gue bergegas melanjutkan perjalanan ke Klaten, yaitu Umbul Ponggok. Tapi Tuhan berkata lain, hari itu turun hujan. Mau gak mau kegiatan siang itu gue batalkan. Dengan hati yang kecewa gue kembali ke kost-an efjeh. Tentunya dengan kondisi hujan-hujan-an dan basah kuyup.
Untung ada yang perhatian ibu-ibu tukang masak kost efjeh "Waduh basah-basah-an, mau makan dan minum apa mas?"...
... Walaupun ujung-ujungnya bayar sih.
***
Singkat cerita, karena plan awal gagal. Malamnya gue diajak si dua kakak-beradik ini untuk melihat festival lampion di tengah kota Solo. Lebih tepatnya di pasar Gede, Hardjonagoro.
Pasar Gede, Hardjonagoro |
Jejeran lampion menghiasi malam kala itu |
Itulah kreatifnya kota Solo, demi menarik para wisatawan. Kota ini sering mengadakan agenda-agenda khusus yang ditujukan untuk menaikan arus wisatawan di kota Solo.
Jujur saja kota solo termasuk kota kecil, mungkin sehari kita bisa mengitari keseluruhan kota Solo. Oleh karena itu pemerintahan solo, melakukan beberapa kegiatan untuk menaikan daya tarik kota yang terkenal dengan 'orang jawa halus-nya' ini.
Crowded itulah kata yang pantas menggambarkan suasana malam itu. Narsis itulah kata yang pantas menggambarkan gue malam itu. Kebetulan sih Aisyah membawa kamera DSLR miliknya. Well, it's time to take pictures..
Nih hasil foto Aisyah... Keceh binggo.
Orang imut yang pernah ada di Dunia |
Fix gagal !! |
Kebetulan banyak anak-anak alay lagi pada sibuk foto-foto di pinggir jalan. Gue sebagai terong-terongan gak mau kalah. Foto seheboh mungkin di pinggir jalan.
This is Us. Taken by Aisyah |
"Ngil..ngil fotoin gue yuk sama pocong" ajak sule.
"Mane congg, mana ada pocong ditempat kayak gini" jawab gue.
"Nohh.." sembari menunjuk dan merengek guling-guling di atas jalan minta foto bareng pocong.
Okelah gue sanggupin si bayi dugong ini untuk foto bareng pocong. Mumpung si pocong lagi gak sibuk gangguin orang. So, kapan lagi..
Kedekatan dan kemesraan antara pocong dan Sule |
Selain pocong, ada juga mbak kunti dan om vampire di tempat ini. Itulah salah satu daya tarik dari festival lampion di Solo. Sebenarnya sih, mereka adalah orang-orang creative yang berdandan ala-ala hantu dalam negeri. Untuk foto bareng mereka tidak usah merogok kocek dalam-dalam.
Cukup mengisi kotak amal jariah yang mereka bawa. Sebagai apresiasi kita terhadap usaha dan jasa-jasa mereka. Ingat... Seiklasnya.
Setelah nafsu birahi sule untuk foto bareng pocong telah terpuaskan. Kami lantas bergerak menyusuri jalan-jalan kota Solo dimalam hari dengan berjalan kaki. Setelah beberapa ratus centimeter kami bergerak.
Yang anak gahol pasti tau maksud foto ini. |
Jejeran patung lampu di depan Bank Indonesia Lama |
Foto bareng sodaranya Sulee. Uyeeeyy !! |
Ini yang namanya Aisyah dan yang belakang namanya Rasyah.. |
...Lebay!!
Perjalanan kami malam itu kami akhir dengan wisata kuliner dengan menyantap makanan kaki lima ala-ala malam kota Solo dan tidak lupa membeli martabak 'Makobar' untuk kami santap di kost-an.
Martabak Makobar itu martabak dengan beberapa toping. Jadi dalam satu martabak tersebut terdapat sekitar 8-12 toping berbeda. Tentunya dengan toping yang sesuai selera kita.
Untuk gambar googling aja ya. Waktu itu saking khilaf-nya, lupa untuk mengabadikan si Makobar yang sudah terlanjur masuk kedalam perut.
Bergitulah perjalanan kami pada hari pertama tiba di Kota Solo. Salam untuk Melly Setiawati yang lagi sibuk jadi bu Dokter dan Syafrina Agny Islami yang lagi sibuk kuliah sembari cari jodoh. Kasian deh gak bisa ikut, jangan kuliah terus mangkanya...hihi
Stay tuned at my blog for the next article guys. Love you all..
Tambahan Foto :
Abaikan orangnya fokus pada kuilanya. |
![]() |
This is us |
![]() |
This is us part 2 |
Hiruk pikuk malam hari kota Solo |
Hello Everyone !! |
Suasana malam kota Surakarta |
Ini gue sama Fatimah kakak dari Aisyah alias temen sekelas gue waktu SMA |
Tiga Sekawan |
No Caption !! |
Si ganteng dari Jonggol.. |
Rincian Harga :
Sop Buah 'Seabrek' : Ro 7.000,-
Parkir Sepeda Motor : RP 2.000,-
Bayar Pocong : SEIKLASNYA
Martabak Makobar 9 Toping : Rp 50.000,- (Semakin banyak toping semakin mahal)
Lokasi Festival :
Pastinya di kota Solo. Lebih tepatnya pasar Gede, Hardjonagoro dan sepanjang jalan menuju pintu masuk Kesultanan Surakarta. Dekat Bank Indonesia Lama.
Gak seru gak ada guenya mah :p..
ReplyDeletemangkanya jangan sibuk kuliah...
ReplyDelete