Arena Balap Pantai Camplong Sampang Madura

10:06 PM Fathur Rhavy 4 Comments

Selama gue di Madura tentunya gue menghabiskan masa liburan dengan berkunjung ke beberapa tempat wisata yang ada disini. Mulai dari pasar tradisional, persawahan dan kali ini sasaran gue adalah salah satu pantai yang ada di madura.

Yups, Pantai Camplong.. 


Awalnya sih, gue berniat untuk ke pantai Lombang di Sumenep, gosip-gosip-nya itu pantai memiliki pasir putih dan air lautnya yang biru. Tapi, fakta lokasinya yang berjarak 5 jam dengan menggunakan mobil dari tempat gue menginap, ditambah lagi pastinya kakak gue akan berpidato kenegaraan sepanjang perjalanan.


Mau tak mau, sudi tak sudi, rela tak rela tak rela tak rela, tujuan gue pantai Camplong yang berjarak sekitar 45 menit dari blega. 




Harga Tiket Masuk

Kendaraan roda dua      : Rp 5.000
Kendaraan roda empat  : Rp 10.000
Orang dewasa               : Rp 10.000
Anak-anak                    : Rp 5.000 

*Harga sewaktu-waktu dapat berubah, daftarkan diri anda secepatnya sekarang juga.


Rute Perjalanan


Lumayan mudah sih untuk menuju pantai Camplong. Alasannya selain karena jalannya yang cuman satu gak kayak jalan di Jakarta, jadi jalannya itu-itu aja tinggal ngikutin jalan. Kedua, karena jalannya dua arah bukan one way kayak di Bandung, ditambah lagi disini gak sistem buka tutup. So, lancaaarrr jayaa...

Peta mbah Google




"grenggg..greeenggg..greeengg" itulah suara yang menyambut gue pertama kali ketika tiba di tempat ini. Anggapan gue kala itu mungkin kapal-kapal nelayan lagi pada trek-trek-an di pinggir pantai..

...Setelah gue melewati loket pembayaran tiket.

Disambut dengan tukang jualan makanan dan minuman yang berjejer di pintu masuk. Sepanjang jalan para penjajah souvenir sibuk menawarkan souvenir kepada kami, tempat tissue yang terbuat dari kulit kerang sempat membuat gue terayu. Setelah gue berpikir keras, tissue kost-an yang gak ada tempat aja cepat abis, apalagi ada tempatnya. Pasti bakalan membuat gue semakin gak bisa move on dari tissue dan sabun...

Okeh lupakan tentang tissue dan sabun..



Tempat ini sudah cukup bagus, karena telah di kelola, entah oleh pemerintah atau swasta. Intinya, loket masuk, fasilitas dan jalan-jalan telah tertata rapi. So, gak usah khawatir kalau kebelet pipis, toiletnya bersih, lebih bersih dari wajah mantan.

Dibuat seperti taman dengan beberapa anak tangga mebuat pantai camplong ini lebih tepat dibilang taman dari pada pantai. Kalau bisa di bilang seperti pantai Ancol yang ada di Jakarta. Bedanya disini ada suara "greng.. grengg.. greng".

Akhirnya gue mencoba untuk menelusuri apa yang sedang terjadi di pantai ini. Beranjak dari taman, akhirnya gue mempercepat langkah gue menuju tepi pantai untuk melihat asal dari suara asing tersebut. 

Ternyata oh ternyata...

Suara asing tersebut bukan berasal dari nelayan yang lagi trek-trek-an atau ikan-ikan yang lagi pada nge-grombol nobar moto gp. 

Tapi para pemuda-pemuda yang imut sedang memacu motor diatas coklatnya pasir pantai. Bisa dibilang sirkuit sentul pindah ke Madura, ini pertama kalinya ke pantai disambut dengan pemandangan arena balap di pinggir pantai. Padahal gue berharap ada bule-bule bikini sedang nangkring atau gak minimal putri duyung lagi berjemur. 


Bekas perbuatan tidak senonoh para pembalap
Beranjak dari arena balap, gue memutuskan untuk kesisi lain pantai yang kala itu sedang surut. Sehingga, bentangan daratan-nya semakin melebar dari titik awal seharusnya. Beruntungnya gue kala itu, so, gue bisa menikmati indahnya lautan agak lebih jauh. 



Sedikit berbeda dengan sisi kiri pantai yang menjadi ajang arena adu balap motor gp internasional Madura. 

Tampak sisi kanan dari pantai ini di penuhi dengan beberapa pasir pantai dan batu kapur yang memberikan warna berbeda dari pantai Camplong. Spot yang bagus untuk taking beberapa photo lah. 



Ketika gue berjalan-jalan maju mundur cantik untuk menuju laut lepas, sepanjang perjalanan gue melihat lubang-lubang kecil banyak tak terhitung. Lubang-lubang tersebut seperti bekas lubang galian. 



Usut punya usut ternyata itu lubang yang dibuat kepiting untuk menambang emas berlindung dari para penjajah pantai yaitu manusia. Mereka berlindung agar tak ada yang mengganggu aktivitas mereka sehari-hari seperti mencari makan atau sekedar berjalan-jalan santai.

Tiba-tiba gue melihat beberapa kepiting sedang asik mengadakan party pinggir pantai, bercanda ria, berkumpul dengan sesama. Ketika gue mencoba mendekat mereka langsung lari kocar kacir meninggalkan kelompoknya dan menggali lubang secepatnya. 

"Ini apasih manusia, ganggu aja sok-sok mau ikutan party sama kita-kita" mungkin itu yang mereka pikirkan. Dasar kepiting sialan !!

Awalnya takut, tapi setelah proses perdebatan yang alot. Akhirnya gue dapat menangkap satu kepiting untuk diintrogasi, walaupun harus memberikan sedikit daging segar jari gue untuk dijadikan makan siang oleh mereka. 


Penampakan Mr Crap si kepiting pantai
Setelah puas mengintrogasi si Mr Crap. Akhirnya gue melepaskannya agar dia dapat kembali ke teman se-genganya...

Akhirnya kami bergegas untuk menuju laut, sekedar membasahkan kaki dan bermain air. Tentunya yang paling senang adalah keponakan gue yang masih sd. "Kecipak kecipuk" bermain air di pinggir pantai dengan memakai kacamata hitam, layaknya anak bule (sayang dia anak kakak gue). 


Tuhkan imut, sekilas gak mirip kakak gue.
Karena kesal melihat keponakan gue yang lebih imut dari gue, kala itu jua gue langsung meminta untuk di foto dengan mengajak seonggok keluarga gue. Kebetulan cwo semua yang foto it's show time, well, stay cool and be gentle broohh...



Entah ini imut, keceh atau terbilang alay beda-beda tipis. Tapi abaikan dua orang di depan fokus sama ke-imut-an dan ke-macho-an gue. Sekian, terima kasih !!

Setelah berlama-lama berjemur dibawah terik matahari, tentunya membuat kulit gue yang halus nan lembut jadi hitam abstrak. Kami memutuskan untuk kembali ke taman untuk berteduh di bawah pohon, sembari menikmati cemilan-cemilan yang kami bawa.

Ketika sedang asik bersantai dibawah pohon, keponakan gue mengajak untuk bermain ayunan yang terikat kokoh di bawah pohon. Karena dia merengek dan gue gak bisa menolak, alhasil gue menemaninya untuk bermain. Karena view yang bagus, terlintas di otak gue untuk mengabadikannya dalam bentuk photo.



Dan gue gak mau kalah dari keponakan gue kalau urusan imut-imutan. Sekarang gue yang main, keponakan gue yang photo..



Tuhkan...


...JELEK!! Okay fine, for this time gue mengaku kalah. Bhayyyy.

Perjalanan gue kali ini berakhir disini, setelah puas menikmati indahnya pantai Camplong Madura. Gue bergegas kembali kepenginapan tentunya dengan hati yang tersakiti..

See you on the next article.


Tambahan :

Indahnya tepi pantai Camplong

Hunting photo yang kebetulan bagus 

Luasnya pantai Camplong ketika surut

Taman di dalam pantai

Si pemenang keimutan kali ini

More Gallery : at my Instagram @fathurrhavy

4 comments:

  1. Hahaha, omongannya jujur sekali 😄😄

    ReplyDelete
    Replies
    1. gak jujur sih emang faktanya begitu "sedih" hihi

      Delete
  2. beberapa waktu yang lalu mimin maen kesana pas ada acara tapi gak lewat ke tempat tiket melainkan lewat hotel camplong.. Ternyata Wisata Pantai Camplong cukup menarik yahhh.. sudah sekitar 2x saya kesitu..

    salam,
    PulauMadura.com

    ReplyDelete
    Replies
    1. Karena saya awam jadi waktu itu saya lewat loket min. Terima kasih atas infonya min. BTW Nice blog...

      Salam
      sharkjourney.blogspot.com

      Delete