Serba-serbi 'Pertama' di Solo

9:52 PM Fathur Rhavy 0 Comments

"Everybody loves the things you do... from the way you talk... to the way you move"


Stasiun Pasar Senin
Iringan lagu Adele 'when we were young' menjadi pertanda awal perjalanan gue menjadi seorang backpacker. Ditemani dengan rintik-rintik hujan yang menghiasi kaca luar kereta, menjadikan suasana malam itu menjadi sangat melankolis.

Kala itu ditemani dengan seorang teman yang sudah tidak asing lagi dengan wajah yang sangat asing tentunya, tidak lain dan tidak bukan adalah Sulaiman Akbar alias Sule.



Simbolik awal perjalanan (tangga st Senin)
Perjalan ini merupakan awal dari segala perjalan gue. Why?

Because...

It's my first time gue melakukan perjalanan jauh sendiri keluar pulau jawa barat. Tanpa ditemani sanak keluarga atau bahkan mantan pacar.. Okeh lupakan!


Pertama kalinya juga gue menggunakan kereta kelas ekonomi. You know lah orang elit kayak gue biasa menggunakan kereta eksekutif. Itu juga 3 tahun sekali.


Ruter perjalanan Kereta Brantas
Google Maps.

Menggunakan kereta super cepat dan super elit shinkansen alias 'kereta ekonomi brantas' yang akan menjadi transportasi pengiring kami menuju solo. 

Satu hal yang selalu gue ingat selama perjalanan menuju Solo, iringan lagu Adele yang merdu seketika berubah menjadi celotehan hangat dari si ibu-ibu rambo yang duduk tepat di depan-nya Sule selama perjalanan. 


Sepanjang perjalanan mau tak mau, sudi tak sudi gue harus meladeni si ibu-ibu rambo ini mengobrol. 

Mulai dari mempromosikan barang dagangannya yang dibawanya ke kampung.

"De.. Mau beli gak? Ini lampu LED lebih bagus dari lampu neon, watt-nya kecil hasilnya maksimal, kayak punya ade kecil tapi kerjanya maksimal". (Saat itu juga, gue langsung menutupi si Entong dengan kedua tangan gue dari tatapan nakal si tante-tante rambo ini).

"Tahan banting, awet dan anti air" lanjut si ibu.

"Oh yaaa... Anti mantan gak bu?" tanya gue.

"SEKAREP'E!" jawab si ibu kesal.

Oh come on. Sudah hampir dua tahun gue kuliah di Gunadarma University mengambil jurusan Electrical Engineering. Ya, kali lampu LED saja gak tahu. SOMBONG !!

Hingga, iya menceritakan bahwa anaknya anggota brimob, sembari menujukkan foto-foto narsis dengan si anak, ketika bomb di sarinah terjadi. Bahkan, dia menunjukkan kedua foto putrinya yang telah menikah.

Gue gak tahu apa gue lagi mabok atau ke-sirep, tapi gue akuin kedua putrinya cantik-cantik. Sempat terlintas dipikiran gue untuk menjadikan si ibu-ibu rambo ini jadi calon mertua gue.

"Bu anaknya cantik-cantik ya, umur berapa? sekolah dimana?" Tanya gue penasaran.

"Iya dong cantik, orang ibunya saja ayu" jawab si ibu. Rasanya seketika ingin gue timpuk si ibu pakai lampu LED dagangannya...

(gue lupa umur berapa yang pasti diatas 20) "Udah gak sekolah de, Udah pada nikah, dua-duanya nikah sama polisi. Ini putri saya yang kedua sedang hamil tua, tujuh bulanan, mangkanya saya pulang" lanjut si ibu

"Oh gitu yaa buuuu.." saat itu juga gue mengambil ancang-ancang untuk tidur. Okay fine ! Bahkan di kereta hati gue harus hancur berkeping-keping. 

Ketika gue lihat ke samping, si sule lagi asik-asiknya tidur di pojokan dengan wajah menyindir "Mapos lo vy, temenin tuh ibu-ibu ngobrol sampe solo"...

Sialan lo le!


Sepanjang jalan gue habiskan dengan mengobrol dengan si ibu-ibu rambo. Entah kenapa gue semakin menikmati perbincangan kami. Mungkin ini yang dinamakan cinta pada obrolan pertama. Yasudahlah..

Jam menunjukkan pukul 1.52 pagi dan dari kejuhan terdengar "Sebentar lagi kita akan tiba di stasiun Solo Jebres, bagi penumpung yang akan turun harap mempersiapkan barang-barangnya dan hati-hati melangkah, sekian dan terima kasih" Suara masinis dari speaker...

...Suara tersebut menjadi pertanda akan perpisahan kami dengan si ibu-ibu rambo. Sebagai ucapan perpisahan sembari gue mencium tangan-nya gue mengucapkan salam cinta perpisahan, semoga dapat bertemu kembali dengan si ibu-ibu gokil yang satu ini.


Dari stasiun jebres gue sepakat untuk menggunakan ojek, selain harganya yang cingcai. Tentunya bisa lebih cepat tiba di tujuan. Sebelum menginap di kost-kost-an harian yang kami pesan. Gue dan mamang cule harus mampir dulu ke kost-an fatimah alias FJ. Untuk mengambil kunci kost-an.

Penderitaan gue belum selesai sampai disitu. Ketika gue menuju kamar kost yang kami tuju. Menyusuri dinginnya malam di gank-gank kecil solo, untuk tiba di kamar kost hanya untuk mengistirahatkan badan.

Seketika berubah...

"Jeh kok kunci gerbangnya bukan gembok?" tanya gue

"masa sih, coba liat" jawab fj "oh iya ya, kemarin ibunya gak bilang sih, cuman ngasih kunci gitu aja".

Kunci yang seharusnya berupa gembok berubah menjadi kunci helm motor dengan angka-angka imut nan menyebalkan untuk di pecahkan. 

"Yaudah, lo pada tidur di masjid aja, nanti jam 6 pagi kita kerumah ibunya minta nomor kuncinya" usul efjeh.

Okay. Lenyap sudah angan-angan tidur di kasur empuk sembari meluruskan kaki setelah semalaman terombang-ambing di dalam kereta. Berjalanlah kami menuju masjid...

...Dengan alas keramik yang dingin gue berangan-angan sedang diatas kasur yang empuk dan udara malam yang menusuk gue angankan sebagai ac kamar yang dingin. Tidurlah kami hingga adzan subuh menjadi alarm untuk menunaikan panggilan-NYA.

"De.. de.. bangun, sudah adzan subuh, mari kita sholat, nanti lanjutkan tidur didalam saja, diluar dingin" Ajak si bapak-bapak masjid. Akhirnya ada juga yang perhatian sama gue, walaupun itu bapak-bapak. Tapi it's okay no women no cry...

Sholat lah gue dan mamang sule. Setelah itu kami melanjutkan tidur didalam dengan karpet masjid sebagai alas tidur kami. 

Gue merasakan indah dan nyenyaknya tidur di dalam rumah Allah, walaupun beralaskan seadanya. Beruntung ada masjid yang mau menampung kami.

Pagi-paginya gue terbangun oleh line chat dari efjeh "good morning rhavy, gimana tidurnya nyenyak? Yuk kerumah ibu kost kita minta kunci" Okeh itu mimpi!

Ini yang asli..

Seketika berubah menjadi "Fi dimana woy? bangun woyyy udah pagi, jadi kerumah ibunya gakkk?" line attack dari efjeh.

"jadi jeehhh" balas gue. 

Setelah dari rumah ibunya, alhasil ibunya juga gak tahu nomer kunci gerbangnya. Akhirnya gue menuju kost kembali, berharap sudah ada yang bangun dan meminta dibukakan gerbang.

"Alhamdulillah" dalam hati. Doa gue dikabulkan, ada mas-mas yang sudi untuk membukakan gerbang untuk kita. Love you so much lah sama mas-masnya.

Hal pertama ketika gue melihat kamar kost-annya. It's really really 'biasa' jauh dibawah Standar Nasional Indonesia. Bahkan si sule menggerutu macam-macam.

Mulai dari kamar mandi luar dengan segerombolan kecoa dan cacing. Rembes ketika hujan dan seketika kamar jadi arena kolam renang. Kunci pintu dan gagang pintu yang hilang entah kemana. 


Keadaan 1
Keadaan 2
Harga sesuai dengan kualitas dong, nikmatin saja, namanya juga anak backpacker. Harus survive !! Selama bisa tidur dengan nyaman, it's okay lahh, cowok harus bisa survive dikondisi apapun. Saik..

Solo, we're ready for exploring you...Sampai sini dulu ya. Stay tuned on my blog. Karena gue akan menulis beberapa tempat yang telah kami berdua singgahi di solo. Tentunya dengan tour guide yang keceh-keceh dan imut-imut tidak lain tidak bukan...


Aisyah (adik dari efjeh), kanan efjeh (kakak dari aisyah) dan tengah orang paling imut di dunia
Bhayy...

Rincian harga :


Tiket Kereta Ekonomi Brantas : RP 90.000,-
Nasi goreng kereta                 : Rp 20.000,- (saran bawa makanan sendiri)
Pop Mie                                 : Rp 15.000,- (saran mikir-mikir kalau mau beli)
Ojek motor                            : Rp 15.000,-
Nyewa Mobil                          : RP 50.000,-
Taxi                                      : Rp 25.000,- (jarak terdekat, jauh berlaku argo)
Sewa Kamar Kost                  : Rp 300.000,- (4 hari 3 malam)

0 comments:

Arena Balap Pantai Camplong Sampang Madura

10:06 PM Fathur Rhavy 4 Comments

Selama gue di Madura tentunya gue menghabiskan masa liburan dengan berkunjung ke beberapa tempat wisata yang ada disini. Mulai dari pasar tradisional, persawahan dan kali ini sasaran gue adalah salah satu pantai yang ada di madura.

Yups, Pantai Camplong.. 


Awalnya sih, gue berniat untuk ke pantai Lombang di Sumenep, gosip-gosip-nya itu pantai memiliki pasir putih dan air lautnya yang biru. Tapi, fakta lokasinya yang berjarak 5 jam dengan menggunakan mobil dari tempat gue menginap, ditambah lagi pastinya kakak gue akan berpidato kenegaraan sepanjang perjalanan.


Mau tak mau, sudi tak sudi, rela tak rela tak rela tak rela, tujuan gue pantai Camplong yang berjarak sekitar 45 menit dari blega. 




Harga Tiket Masuk

Kendaraan roda dua      : Rp 5.000
Kendaraan roda empat  : Rp 10.000
Orang dewasa               : Rp 10.000
Anak-anak                    : Rp 5.000 

*Harga sewaktu-waktu dapat berubah, daftarkan diri anda secepatnya sekarang juga.


Rute Perjalanan


Lumayan mudah sih untuk menuju pantai Camplong. Alasannya selain karena jalannya yang cuman satu gak kayak jalan di Jakarta, jadi jalannya itu-itu aja tinggal ngikutin jalan. Kedua, karena jalannya dua arah bukan one way kayak di Bandung, ditambah lagi disini gak sistem buka tutup. So, lancaaarrr jayaa...

Peta mbah Google




"grenggg..greeenggg..greeengg" itulah suara yang menyambut gue pertama kali ketika tiba di tempat ini. Anggapan gue kala itu mungkin kapal-kapal nelayan lagi pada trek-trek-an di pinggir pantai..

...Setelah gue melewati loket pembayaran tiket.

Disambut dengan tukang jualan makanan dan minuman yang berjejer di pintu masuk. Sepanjang jalan para penjajah souvenir sibuk menawarkan souvenir kepada kami, tempat tissue yang terbuat dari kulit kerang sempat membuat gue terayu. Setelah gue berpikir keras, tissue kost-an yang gak ada tempat aja cepat abis, apalagi ada tempatnya. Pasti bakalan membuat gue semakin gak bisa move on dari tissue dan sabun...

Okeh lupakan tentang tissue dan sabun..



Tempat ini sudah cukup bagus, karena telah di kelola, entah oleh pemerintah atau swasta. Intinya, loket masuk, fasilitas dan jalan-jalan telah tertata rapi. So, gak usah khawatir kalau kebelet pipis, toiletnya bersih, lebih bersih dari wajah mantan.

Dibuat seperti taman dengan beberapa anak tangga mebuat pantai camplong ini lebih tepat dibilang taman dari pada pantai. Kalau bisa di bilang seperti pantai Ancol yang ada di Jakarta. Bedanya disini ada suara "greng.. grengg.. greng".

Akhirnya gue mencoba untuk menelusuri apa yang sedang terjadi di pantai ini. Beranjak dari taman, akhirnya gue mempercepat langkah gue menuju tepi pantai untuk melihat asal dari suara asing tersebut. 

Ternyata oh ternyata...

Suara asing tersebut bukan berasal dari nelayan yang lagi trek-trek-an atau ikan-ikan yang lagi pada nge-grombol nobar moto gp. 

Tapi para pemuda-pemuda yang imut sedang memacu motor diatas coklatnya pasir pantai. Bisa dibilang sirkuit sentul pindah ke Madura, ini pertama kalinya ke pantai disambut dengan pemandangan arena balap di pinggir pantai. Padahal gue berharap ada bule-bule bikini sedang nangkring atau gak minimal putri duyung lagi berjemur. 


Bekas perbuatan tidak senonoh para pembalap
Beranjak dari arena balap, gue memutuskan untuk kesisi lain pantai yang kala itu sedang surut. Sehingga, bentangan daratan-nya semakin melebar dari titik awal seharusnya. Beruntungnya gue kala itu, so, gue bisa menikmati indahnya lautan agak lebih jauh. 



Sedikit berbeda dengan sisi kiri pantai yang menjadi ajang arena adu balap motor gp internasional Madura. 

Tampak sisi kanan dari pantai ini di penuhi dengan beberapa pasir pantai dan batu kapur yang memberikan warna berbeda dari pantai Camplong. Spot yang bagus untuk taking beberapa photo lah. 



Ketika gue berjalan-jalan maju mundur cantik untuk menuju laut lepas, sepanjang perjalanan gue melihat lubang-lubang kecil banyak tak terhitung. Lubang-lubang tersebut seperti bekas lubang galian. 



Usut punya usut ternyata itu lubang yang dibuat kepiting untuk menambang emas berlindung dari para penjajah pantai yaitu manusia. Mereka berlindung agar tak ada yang mengganggu aktivitas mereka sehari-hari seperti mencari makan atau sekedar berjalan-jalan santai.

Tiba-tiba gue melihat beberapa kepiting sedang asik mengadakan party pinggir pantai, bercanda ria, berkumpul dengan sesama. Ketika gue mencoba mendekat mereka langsung lari kocar kacir meninggalkan kelompoknya dan menggali lubang secepatnya. 

"Ini apasih manusia, ganggu aja sok-sok mau ikutan party sama kita-kita" mungkin itu yang mereka pikirkan. Dasar kepiting sialan !!

Awalnya takut, tapi setelah proses perdebatan yang alot. Akhirnya gue dapat menangkap satu kepiting untuk diintrogasi, walaupun harus memberikan sedikit daging segar jari gue untuk dijadikan makan siang oleh mereka. 


Penampakan Mr Crap si kepiting pantai
Setelah puas mengintrogasi si Mr Crap. Akhirnya gue melepaskannya agar dia dapat kembali ke teman se-genganya...

Akhirnya kami bergegas untuk menuju laut, sekedar membasahkan kaki dan bermain air. Tentunya yang paling senang adalah keponakan gue yang masih sd. "Kecipak kecipuk" bermain air di pinggir pantai dengan memakai kacamata hitam, layaknya anak bule (sayang dia anak kakak gue). 


Tuhkan imut, sekilas gak mirip kakak gue.
Karena kesal melihat keponakan gue yang lebih imut dari gue, kala itu jua gue langsung meminta untuk di foto dengan mengajak seonggok keluarga gue. Kebetulan cwo semua yang foto it's show time, well, stay cool and be gentle broohh...



Entah ini imut, keceh atau terbilang alay beda-beda tipis. Tapi abaikan dua orang di depan fokus sama ke-imut-an dan ke-macho-an gue. Sekian, terima kasih !!

Setelah berlama-lama berjemur dibawah terik matahari, tentunya membuat kulit gue yang halus nan lembut jadi hitam abstrak. Kami memutuskan untuk kembali ke taman untuk berteduh di bawah pohon, sembari menikmati cemilan-cemilan yang kami bawa.

Ketika sedang asik bersantai dibawah pohon, keponakan gue mengajak untuk bermain ayunan yang terikat kokoh di bawah pohon. Karena dia merengek dan gue gak bisa menolak, alhasil gue menemaninya untuk bermain. Karena view yang bagus, terlintas di otak gue untuk mengabadikannya dalam bentuk photo.



Dan gue gak mau kalah dari keponakan gue kalau urusan imut-imutan. Sekarang gue yang main, keponakan gue yang photo..



Tuhkan...


...JELEK!! Okay fine, for this time gue mengaku kalah. Bhayyyy.

Perjalanan gue kali ini berakhir disini, setelah puas menikmati indahnya pantai Camplong Madura. Gue bergegas kembali kepenginapan tentunya dengan hati yang tersakiti..

See you on the next article.


Tambahan :

Indahnya tepi pantai Camplong

Hunting photo yang kebetulan bagus 

Luasnya pantai Camplong ketika surut

Taman di dalam pantai

Si pemenang keimutan kali ini

More Gallery : at my Instagram @fathurrhavy

4 comments: