Air Terjun Grojogan Sewu Tawangmangun
Bogor pindah ke kota Soloooo. Uyeee.. Lala.. Yeyeye.. Lebay!
Saking girang tujuh keliling gue nemuin tempat yang se-adem bogor.
Satu jam lebih dari solo menggunakan motor : +- 40KM
Setelah beberapa dekade gue menginjakkan kaki di Solo berpanas-panas ria dibawah teriknya matahari yang membuat kulit lembut gue menjadi sedikit burikan dan wajah putih bersinar gue menjadi sedikit kusam. Akhirnya gue menemukan tempat yang bisa membuat hati adem ayem.
Tawangmangu.
Merupakan kecamatan yang berada di kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Sebenernya sih letaknya gak di pusat kota Solo, tapi bertetanggaan lah seperti Jakarta-Bogor.
Dapat ditempuh satu jam dengan motor sewaan dari kota Solo. Walaupun jaraknya sekitar 40KM-an karena disini tidak mengenal kemacetan. So wush wush bablas anginee. Sekali gas langsung nyampe.
Awalnya gue mau mengajak si efjeh dan adiknya. Untuk meramaikan suasana aja biar gak beduan sama sule. Alhasil, si efjeh dan adiknya mesti menuntut ilmu di kampus tercinteh. Pada akhirnya gue berdua lagi sama sule, emang udah rejekinya sama sule. Itung-itung biar hubungan kita makin dekat dan langgeng.
...Jijik sih.
Hanya bermodalkan motor sewaan, modal nekat, gps yang error, dan terakhir cintahh. Kami berdua memberanikan diri untuk menyusuri sudut demi sudut jalan untuk tiba di Air terjun Tawangmangu.
Setelah melewati beberapa lampu merah, fly over, kesasar dan lawan arah, ciri khas anak Djakarta bangetss, akhirnya kami berhasil keluar dari belenggu kota solo. Disambut dengan jembatan pertama tanda bahwa kami telah keluar kota solo. Menjadi check point pertama kami.
Setelah itu kami hanya mengikuti jalan dan plang tanda jalan ke arah tawangmangu. Sembari menikmati kemesraan kami berdua di atas motor.
Beruntung karena track jalan yang sudah mulus semulus paha gue, so perjalanan kali ini tidak terlalu susah. Yang susah nanya jalan pake bahasa jawa lumayan bikin keringet dingin.
Menikmati indanya pemandangan kanan dan kiri yang dihiasi oleh persawahan dan pegunungan membuat kami larut untuk berhenti sejenak melupakan kemesraan kami hanya untuk mengambil foto selfie.
Biar dikata anak gahol gue dan sule juga harus narsis..
Dengan tampang mesum kami berselfie ria di pinggir jalan, menghiraukan berapa banyak orang yang lewat ngeliat kami dengan wajah sinis menghina seakan berkata "Wong deso poto2 neng pinggir jalan".
Namanya manusia pasti belum "srek" kalau belum selfie selama perjalanan..
Setelah menahan malu yang sudah tak terbendung lagi, akhirnya kami bergegas untuk berangkat. Sebelum ditimpuk batu oleh pengendara motor yang lewat.
Setelah lama menyusuri jalan yang tak kunjung usai, akhirnya semangat kami kembali terbakar setelah melihat gapura selamat datang. Entah selamat datang dimana? yang penting selamat datang, pertanda kita sudah hampir sampai.
Kembali menyusuri jalan tanpa tahu arah dan tunjuan hanya percaya oleh kekuatan cinta yang akan mempertemukan kitaahh..
"Le ini bogor kali" Sentak terkejut melihat suasana jalan setelah gapura selama datang. Jalan dan beberapa pertokoan pinggir jalan yang mengingatkan gue akan suasana bogor terutama puncak yang ada di jawa barat.
Ditambah lagi dengan kabut dan suhu yang dingin, semakin membuat gue teringat oleh kota bogor yang terkenal oleh talasnya tersebut.
Setelah bernostalgia dengan lingkungan sekitar, kami tetap melanjutkan perjalanan. Semakin keatas dan keatas. Perjalanan semakin mendaki, begitu pula dengan suhu yang semakin dingin. Serasa gue ingin memeluk sule yang penuh dengan gumpalan lemak yang cukup hangat untuk dipeluk.
Pada akhirnya kami tiba di tempat tujuan. Setelah sekian lama mengendarai motor dan mendaki. Letak air terjun ini berada disebelah kiri jalan. Cukup mudah untuk ditemukan.
Bergegas kami memarkir motor di pintu masuk, penderitaan kami belum selesai.
Jarak pintu masuk dan tempat tiket masuk sekitar 500M. Rasanya pengen gue makan idup-idup itu mas parkir depan, ternyata motor boleh di bawa masuk hingga depan gerbang tiket masuk.
Alhasil membakar kalori dengan berjalan kaki...
Penderitaan kembali harus kami lewati perjalanan dari gerbang tiket masuk dan air terjun adalah sekitar 500M dan itu "HARUS!" jalan kaki dan "HARUS!" naik turun tangga. Pada akhirnya gue "HARUS!" nungguin sule istirahat untuk ngambil nafas.
Ketika kami tiba di bawah kami disambut dengan derasnya dentuman air yang jatuh dari air terjun Tawangmangu yang cukup tinggi. Bahkan embun-embun air begitu terasa dari kejauhan. Menandakan betapa tingginya air terjun ini.
Sebelum tiba di air terjun kami harus berhadapan dengan monyet-monyet yang super duper luar biasa berotot.
Karena gue ga berani foto monyet yang berotot takut diajak ribut, alhasil gue foto monyet yang bisa diajak narsis.
Info aja monyet disini kekar-kekar udah kayak Aderai. Mungkin monyet disini udah sering menang kontes binaragawan. Kalau diajak ribut ama monyetnya gue mending ngabur ototnya ende-ende serem gan.
Gak mau nyari masalah sama monyet, mending gue ngibrit ke air terjun.
Begitu tinggi menantang air terjun Tawangmangu, dihiasi dengan batu alam yang telah terselimut oleh lumut-lumut hijau menambah suasana alam yang begitu indah untuk dinikmati oleh pasangan muda mudi yang berpacaran.
Seakan berada di dunia lain, membuat gue merasakan keindahan alam ciptaan Allah SWT yang sangat indah untuk dinikmati dan susah untuk di jelaskan oleh kata-kata.
Bebatuan alam dan air terjun yang seakan selaras terukir oleh alam.
Dinding-dinding tebing yang kokoh seakan menjadi pondasi terkuat untuk menopang air terjun Tawangmangu ini.
Deraian angin dan hempasan embun-embun air yang menyentuh wajah. Membuat gue enggan untuk meninggalkan tempat tersebut.
Sekian...
Begitulah puisi indah yang dapat gue ciptakan dan semuanya berubah semenjak hujan menyerang. Gue mesti ngibrit nyari mushollah untuk sholat dan berteduh.
Pengalaman yang tak terlupakan untuk dilupakan..
Seandainya Efjeh dan Aisyah ikut. Akan gue tunjukkan seberapa indahnya ciptaan Tuhan yang satu ini, akan tetapi ada ciptaan yang lebih indah dari air terjun ini, makhluk yang sunggu luar biasa indahnya yaitu kalian berdua, teruntuk Efjeh dan Aisyah.. Saikkkkk!!!
Fix.. Lebay.. Jijik.. So puitis... BHAYYYYY!!!!
Puisi tersebut menjadi pehujung terakhir dari article kali ini. Karena selebihnya perjalanan pulang kami tak ada cerita indah yang ada cerita suram. Dikerjaain hujanlah, kecipratan air pinggir jalan lah dan pada akhirnya kami basah kuyubb.
See you sampai bertemu di article berikutnya. Bhay !!
...Jijik sih.
Hanya bermodalkan motor sewaan, modal nekat, gps yang error, dan terakhir cintahh. Kami berdua memberanikan diri untuk menyusuri sudut demi sudut jalan untuk tiba di Air terjun Tawangmangu.
Jembatan pertama setelah keluar kota Solo |
Setelah itu kami hanya mengikuti jalan dan plang tanda jalan ke arah tawangmangu. Sembari menikmati kemesraan kami berdua di atas motor.
Beruntung karena track jalan yang sudah mulus semulus paha gue, so perjalanan kali ini tidak terlalu susah. Yang susah nanya jalan pake bahasa jawa lumayan bikin keringet dingin.
Jalannya mulus semulus paha mantan gue. |
Menikmati indanya pemandangan kanan dan kiri yang dihiasi oleh persawahan dan pegunungan membuat kami larut untuk berhenti sejenak melupakan kemesraan kami hanya untuk mengambil foto selfie.
Biar dikata anak gahol gue dan sule juga harus narsis..
![]() |
Dua orang mesum dari priuk. |
Namanya manusia pasti belum "srek" kalau belum selfie selama perjalanan..
Setelah menahan malu yang sudah tak terbendung lagi, akhirnya kami bergegas untuk berangkat. Sebelum ditimpuk batu oleh pengendara motor yang lewat.
Setelah lama menyusuri jalan yang tak kunjung usai, akhirnya semangat kami kembali terbakar setelah melihat gapura selamat datang. Entah selamat datang dimana? yang penting selamat datang, pertanda kita sudah hampir sampai.
Selamat datangg.... |
Kembali menyusuri jalan tanpa tahu arah dan tunjuan hanya percaya oleh kekuatan cinta yang akan mempertemukan kitaahh..
"Le ini bogor kali" Sentak terkejut melihat suasana jalan setelah gapura selama datang. Jalan dan beberapa pertokoan pinggir jalan yang mengingatkan gue akan suasana bogor terutama puncak yang ada di jawa barat.
Ditambah lagi dengan kabut dan suhu yang dingin, semakin membuat gue teringat oleh kota bogor yang terkenal oleh talasnya tersebut.
Setelah bernostalgia dengan lingkungan sekitar, kami tetap melanjutkan perjalanan. Semakin keatas dan keatas. Perjalanan semakin mendaki, begitu pula dengan suhu yang semakin dingin. Serasa gue ingin memeluk sule yang penuh dengan gumpalan lemak yang cukup hangat untuk dipeluk.
Pada akhirnya kami tiba di tempat tujuan. Setelah sekian lama mengendarai motor dan mendaki. Letak air terjun ini berada disebelah kiri jalan. Cukup mudah untuk ditemukan.
Bergegas kami memarkir motor di pintu masuk, penderitaan kami belum selesai.
Jarak pintu masuk dan tempat tiket masuk sekitar 500M. Rasanya pengen gue makan idup-idup itu mas parkir depan, ternyata motor boleh di bawa masuk hingga depan gerbang tiket masuk.
Alhasil membakar kalori dengan berjalan kaki...
Penderitaan kembali harus kami lewati perjalanan dari gerbang tiket masuk dan air terjun adalah sekitar 500M dan itu "HARUS!" jalan kaki dan "HARUS!" naik turun tangga. Pada akhirnya gue "HARUS!" nungguin sule istirahat untuk ngambil nafas.
Dari atas hingga bawah harus melewati anak tangga... |
Jembata asmara untuk foto... |
Sule yang udah pasrah dengan pahitnya perjalanan... |
Sebelum tiba di air terjun kami harus berhadapan dengan monyet-monyet yang super duper luar biasa berotot.
Emang enak dikerjain kang parkir tong!!.. |
halooo.. |
Info aja monyet disini kekar-kekar udah kayak Aderai. Mungkin monyet disini udah sering menang kontes binaragawan. Kalau diajak ribut ama monyetnya gue mending ngabur ototnya ende-ende serem gan.
Gak mau nyari masalah sama monyet, mending gue ngibrit ke air terjun.
![]() |
Narsis dulu lah dari mamang sule... |
![]() |
Mamang sule udah kayak model celana dalem... |
![]() |
Orang ganteng.. Dari belakang aja keceh badai tornado. |
Air terjun dan jembatan dari kejauhan. |
![]() |
Tampak dekat dari air terjun.. |
Seakan berada di dunia lain, membuat gue merasakan keindahan alam ciptaan Allah SWT yang sangat indah untuk dinikmati dan susah untuk di jelaskan oleh kata-kata.
Bebatuan alam dan air terjun yang seakan selaras terukir oleh alam.
Dinding-dinding tebing yang kokoh seakan menjadi pondasi terkuat untuk menopang air terjun Tawangmangu ini.
Deraian angin dan hempasan embun-embun air yang menyentuh wajah. Membuat gue enggan untuk meninggalkan tempat tersebut.
Sekian...
Begitulah puisi indah yang dapat gue ciptakan dan semuanya berubah semenjak hujan menyerang. Gue mesti ngibrit nyari mushollah untuk sholat dan berteduh.
Pengalaman yang tak terlupakan untuk dilupakan..
Seandainya Efjeh dan Aisyah ikut. Akan gue tunjukkan seberapa indahnya ciptaan Tuhan yang satu ini, akan tetapi ada ciptaan yang lebih indah dari air terjun ini, makhluk yang sunggu luar biasa indahnya yaitu kalian berdua, teruntuk Efjeh dan Aisyah.. Saikkkkk!!!
Fix.. Lebay.. Jijik.. So puitis... BHAYYYYY!!!!
Puisi tersebut menjadi pehujung terakhir dari article kali ini. Karena selebihnya perjalanan pulang kami tak ada cerita indah yang ada cerita suram. Dikerjaain hujanlah, kecipratan air pinggir jalan lah dan pada akhirnya kami basah kuyubb.
See you sampai bertemu di article berikutnya. Bhay !!
Oleh-oleh selama perjalanan menuju Tawangmangu, kami melihat plan yang cukup "ngenyek". |
Alamat wisata :
Air terjun grojogan sewu, Tawangmangu, Karang Anyar, Jawa Tengah.Satu jam lebih dari solo menggunakan motor : +- 40KM